Rabu, 17 Agustus 2011

"sahabatku"


 Betapa bahagianya kalau kita memiliki sahabat yang setia dan mau menerima kita, setia serta ada untuk kita. Kata sahabat begitu indah terdengar di telinga, sahabat yang berarti sebuah jalinan pertemanan yang setia, bersama saat suka maupun duka. Inilah kisah persahabatanku yang pertama.
            Saat aku hidup dan merasakan sentuhan dunia, aku berjalan sendiri di luar sana, meskipun di dalam sini ada sebuah keluarga yang akan setia menuntun dan menompang ku saat aku mengalami suatu peristiwa. Namun saatku berjalan menembus sebuah lorong dalam dunia luar, mulai ku rasakan rasa dingin yang tak bersahabat dengan diriku. Ku jalani semua itu, ku tetap berdiri tegar dan berjuang agar aku bisa menjadi yang terbaik. Masa-masa SD telah aku lewati, hingga datanglah masa SMP yang jenjangnya lebih tinggi. Masa itu aku jalani seperti biasa hingga akhirnya aku temukan sebuah arti hidup. “sahabat” = “bff” = “best friends forever”. Sahabat begitu gampang bibir ini saat mengucapkan kata itu, namun apabila ditelusuri makna kata sahabat itu amatlah mulia dan indah. Kini saat aku sudah remaja dan berada di bangku SMA, sahabatku mulai kurasa menjauh, mungkin karena sekolah kami yang telah berbeda jauh, atau memang kesibukan yang tidak bisa dikendalikan hingga kami tak bisa bertemu. Ayik, diesa, santi itulah nama sahabatku, mungkin diantara kami sering terjadi konflik, apalagi sifatku yang dingin dank eras ini terkadang sering menyinggung perasaan sahabatku.
            Pada suatu hari, tepatnya tgl. 27 Juni 2011 ayik mengusulkan untuk bff jalan-jalan bersama pada tgl 29 Juni 2011, betapa bahagianya kami mendengar usul itu dan menyetujuinya, namun di benakku merasa ada yang mengganjal, aku takut rencana itu gagal. Hingga pada tgl 28 Juni 2011 pada malam hari, santi mengatakan kalau dia bisa asal berangkat siang, ayik yang tidak menyetujui itu langsung membatalkan acara. Hingga keesokan harinya karena santi merasa bersalah santi menemuiku dan diesa agar mengantarnya kerumah ayik untuk minta maaf, terlebih lagi saat aku tahu ayik sedang bersih-bersih rumah. Namun apa daya, setelah kami sampai di rumah ayik hanya rumah kosonglah yang kami lihat, ayik ternyata pergi dengan kakaknya, betapa sedihnya hatiku, seorang sahabat seperti itu, apakah ini persahabatan, akhirnya aku, diesa dan santi memutuskan untuk berjalan-jalan.
            Namun persahabatan tetaplah persahabatan yang harus dipelihara agar tidak pecah dan dirawat agar tetap indah, kamipun memaafkan ayik dan memutuskan untuk bertirta yatra setelah galungan nanti.
            Sahabat memang tidaklah abadi, karena tidak ada yang abadi di dunia ini, namun tidak ada salahnya apabila sahabat itu kita pertahankan dan kita jaga agar tetap terjalin meskipun tidak erat.